Sunday, March 3, 2013

Kerinduan

 

 
Aku berjalan menapak ke arah laut
biruu...
Ku genggam pasir putih nan lembut
seketika ku teringat akan senyumanmu
senyuman yg mententramkan hati
senyuman tulus dari dasar lubuk hatimu
air mata jatuh bagai rintik hujan di sore hari
piluu..

Aku rinduu akan masa2 kita bersama
rindu akan cita2 yg kita rangkai bersama
rindu akan canda tawa , tangis, dan bahagia

matahari terik menyenggat ragaku
namun itu tak terasa apapun
aku hanya merasakan kesepian kekosongan dan kegelapan
suraam..

Aku sendirian menatap langit biru nan elok
tak ada teman tak ada sahabat apalagi dirimu
jauuuhh..semuaa jauuhh

akankah waktu akan bergulir seperti ini saja?
Tidaakk..
Tidakk akan..
Semua akan berubah
waktu akan menjawab semua ini

aku terus berjalan menelusuri pantai
melewati karang2 tajam yg menusuk
akan kugapai semua kebahagianku bersamamu

wahai nan jauh disana
dengarkan bisikan hatikuu
aku percaya bahwa semua akan indah pada waktunya
tunggulah aku
aku akan kembali merajut impian2 kita
impian yg penuh dengan tantangan


Written by Ayu Wandari (@aiuzi)
Read More..

Tuesday, February 26, 2013

Mimpi dan harapan [part 2]

[Jess]
Di luar hujan,
Aku teringat kebersamaan kita
Canda tawa,senyuman,dan kebahagiaan
Semua terbalut menjadi satu di memoriku
Sang hujan pun membuka balutan itu
Dingin..

Sunyi..
Hidupku kian sepi
Tiada lagi tatapan kepedulianmu
Tiada lagi senyuman kehangatanmu
Tiada lagi kerlingan matamu nan lembut
Tiada lagi..

Kubuka lagi halaman-halaman yang lalu
Kupandang coretan coretan itu
Sedih..
Yang tersisa hanya tinta merah itu
Tinta hitam pergi jauh kesana

Kuingat kembali resapan kata katamu
Tiap senyuman yang ditautkan
Tiap gelak tawamu yang memancarkan kebahagiaan
Semuanya menjalin sebuah arti

Aku terjaga di kesunyian malam
Mencoba merenungkan
Apakah ini yang disebut takdir?
Apakah ini telah dituliskan
Aku tidak bisa menjawabnya
Bahkan ketulusan hati hanya terdiam

Semuanya berawal dari mimpi
Mimpi yang merasuk ke sanubari
Menghantui setiap titik pikiran
Meresap ke dalam keyakinan
Tapi, semuanya luruh

Harapan berbisik ke dalam dadaku
Berkata bahwa ia akan pergi
Pergi untuk selama-lamanya
Aku diam,setuju..
Namun memori memeluk harapan,agar tidak meninggalkannya
Memori menatap sedih
Aku terdiam..
Diam mungkin solusi terbaik

Ooh tuhan aku selalu berdoa untuknya
Penuhilah hatinya dengan kebahagiaan
Penuhilah batinnya dengan kedamaian
Jagalah dia dengan segala keindahannya

Untukmu disana aku
berdoa
Untukmu disana aku mengharap
Untukmu disana aku menyanyangi
I miss you

PS: teruntuk dirimu,kebahagianmu,kesuksesanmu,harapan-harapanmu, dan kenangan dihatiku

Read More..

Friday, February 15, 2013

Ter-untuk dirimu



Sinar mentari hangat menyeka pipiku
Suara burung bersiul membelai telingaku
Kelopak mataku perlahan membuka
Menyambut pagi tanpamu

Citra parasmu terproyeksi di langit-langit ruangan ini
Melirik dan tersenyum..
Perlahan kuangkat kedua tanganku,mencoba menggapai dan memelukmu
Kutatap kedua bola matamu
Indah..

Kupejamkan mataku,perlahan menarik napas yang dalam
Otak dan kalbuku menggali memori tentangmu, memori indah bersamamu
Uch..

Aku rindu caramu tersenyum
Senyuman tulus dengan garis bibir yang panjang
Senyuman ikhlas nan lembut
Senyuman kedamaian

Aku rindu caramu tertawa
Tawa yang meluluhkan hati
Tawa yang memeluk jiwaku yang sunyi
Tawa keceriaan

Aku rindu tatapanmu
Tatapan yang menaburkan bunga
Bunga yang menghiasi langit kesepianku
Bunga kasih sayang

Aku rindu kehadiranmu
Keberadaanmu yang mengubah suhu
Mengubah dingin menjadi hangat
Suhu ketentraman

Aku merasa rapuh dan kuat disaat bersamaan
Aku tidak bisa membedakan panas dan dingin
Semua warna hanya terlihat hitam dan putih tanpamu
Aku rindu..

Aku rindu dirimu
Aku rindu kehadiranmu
Aku rindu senyummu
Aku terus berdoa agar rindu ini menguatkan,membesarkan,
menciptakan

Oh penguasa alam..
Jagalah dirinya
Jangan biarkan hatinya terluka
Jangan biarkan hatinya bimbang
Jagalah dirinya

Aku terus berdoa dan merindukanmu
Tak peduli akan rindumu
Rindu dan kasih sayangku tulus Setulus hatiku dan semurni cintaku
Percayalah..

Untukmu,
Ya..untuk dirimu
Read More..

Pada akhirnya hanya ada kekecewaan


[Jess]

Diriku terdiam sejenak. Mencoba mencerna perkataannya, mencoba menyusun kembali ucapannya. Aku terdiam, mencari dimana letak kesalahanku, kesalahanku pada dirinya. Menit demi menit semalam kususun kembali dengan seksama, mencari kesalahanku, kesalahanku..

Sejahat itu kah diriku? sebengis itu kah diriku hingga kau pergi begitu saja. Pergi begitu saja, tanpa ucapan. Diriku tersentak di dalam hati. Tak tahu harus berkata apa, tak tahu harus apa..

Aku mencoba merangkai kata, mencoba mengungkapkannya, namun hanya gumaman aneh yang keluar dari mulutku. Apakah ini pembalasan atas dosaku? atau ini hanya cobaan menuju kemenangan lebih indah? hati ku tetap beku -tak bisa merasa-.

Aku kembali mencoba menyusun diriku, menyusun kembali usahaku, menyusun kembali ingatanku, menyusun kembali hatiku. Mungkin orang berkata apa yang kulakukan ini penuh dengan kebodohan, kegilaan. Aku tak peduli, bagiku ini hanya pancaran yang keluar dari hati, hati terdalam. -kepedulian-

Dosakah aku bila tetap diam? dosa kah bila aku marah? aku tidak menyalahkanmu, aku hanya merasa bersalah pada harapanku. Harapan yang terlalu tinggi, bahkan jauh di atas angan-angan hati.

Kulirik hujan yang menerpa di luar sana. Kutatap langit yang kelam. Sekelam hati dan harapanku.

Nafasku kian sesak, kian terhenti.

Apa sesungguhnya salahku?

Harapan di hati meneteskan air mata. Berkata bahwa segalanya salah dirimu. Aku dengan senyum lirihku menenangkan dan merangkul harapanku, , mencoba menenangkannya walaupun aku tau itu percuma. Harapan menyeka air matanya, terisak dalam diamnya. Aku tak tahu harus berbuat apa, kuhapus air mata harapan, kurangkul dirinya. Aku tetap terdiam.

Kugenggam tangan sang harapan. Kugenggam kian erat, seketika aku menyadari goresan-goresan di tubuhnya. goresan-goresan luka. Ku tatap sekujur tubuhnya, penuh dengan luka. Kusentuh dengan lembut setiap centi dari lukanya itu, harapan menjerit, terisak lebih dalam. Ku ingin membasuh lukanya dengan air. Ku cari segala air yang ada di sekitarku, namun yang ada hanya air kepedihan, air kekecewan, air kesedihan. Ku coba untuk membalut luka sang harapan dengan tawa dan senyumku. Harapan bergeming. Tetap meneteskan air mata.

Apa sesungguhnya salahku?

Kepercayaan di hati diam penuh arti. Diam penuh arti kesedihan. Aku tak kuasa melirik ke matanya, ku lihat sejenak tatapan yang dalam di matanya. Kepercayaan bimbang, letih, sakit. Kepercayaan duduk dan mendekap tangannya di pojok hati. Terdiam, terpana. Kepercayaan melirik ke arahku, lirikan menuduh, lirikan menusuk. Aku mencoba tersenyum lembut, tersenyum lirih. Aku duduk dan merangkul kepercayaan, kepercayaan menepis tanganku, membuaang muka. Kepercayaan terrhina.

Aku menyentuh pipi sang kepercayaan, menatap matanya dalam-dalam mencoba untuk mensugesti kepercayaan. Kepercayaan bangkit dari kursinya, mendorong tubuh ke hingga aku terpana. Kepercayaan melempar botol botol cerita. Botol-botol itu hancur menjadi butiran debu. Kepercayaan memukul kepalanya, menghujamkan kepalanya ke dinding di sampingnya, harapan sejenak ingin mencoba menghentikannya. Harapan hanya diam.

Apa sesungguhnya salahku?

Kenangan di dalam hati tertunduk lemas. Kenangan di dalam hati tak kuasa untuk berdiri. Aku menawarkan sebuah roti kepada kenangan. Roti kepedihan. Kulihat nafas sang kenangan terengah-engah, kenangan tidak akan pernah mati. I know that very well. Kenangan hanya bisa terluka, terluka dengan penuh. Penuh keterlukaan. Kenangan tidak akan pernah mati, kenangan akan menderita selamanya, kenangan yang terluka, dengan luka yang tidak ada obatnya. Terkadang kenangan benar-benar ingin mati dari pada hidup dengan seluruh rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Apa sesungguhnya salahku?

Pengorbanan menendang dinding dinding harapan. Pengorbanan marah, sinis. Aku bergeming melihat tingkahnya, ingin rasanya aku menghentikan ulahnya. Aku tahu pengorbanan akan melukai sang harapan. Tapi aku tetap diam, aku tak sanggup menghentikan pengorbanan. Wajar jika pengorbanan begitu marah. Wajar jika pengorbanan merasa ditiadakan. Aku memegang tangan kanan pengorbanan. Kulirik telapak tangannya, kupegang erat tangannya dengan kedua tanganku. Darah

Apa sesungguhnya salahku?

Kasih sayang bimbang. Aku melihat senyum kecut di bibirnya. Kasih sayang tidak bergerak. Seolah semua hal ini telah membekukannya. Aku sedikit mendorong tangan kasih sayang. Dingin. Kasih sayang tidak bergeming. Kubeli rambutnya yang lembut, namun hanya helaian sedingin es yang kurasakan. Kasih sayang membeku, lama kelamaan cercah merah dipipinya hilang. Kulitnya yang lembut kian dilapisi es. Kulitnya yang halus kini sekeras batu.
Aku marah, marah pada diriku. Aku marah dengan apa yang terjadi dengan kasih sayang. Kasih sayang adalah kesayanganku. Aku tak mau kehilangan dirinya. Aku mengguncang-guncang kan tubuh kasih sayang, berharap bisa mengembalikannya. Aku menghapus tetesan tetesan es dari tubuhnya. Kasih sayang membeku..

Apa sesungguhnya salahku?

Ketulusan tiba tiba memasuki ruang ini. Ketulusan datang dengan senyuman yang indah, ketulusan datang dengan membawa anugrah. Ketulusan memancarkan sinar dari tubuhnya, ia menyentuhkan tangannya ke punggung kasih sayang. Lama kelamaan es di tubuh kasih sayang meleleh. Aku segera mengangkat tubuh kasih sayang ke kursi di tengah ruangan. Ketulusan menghampiriku, tersenyum padaku.
Ketulusan memancarkan air dari ujung jarinya, air bening nan hangat. Aku menadahkan kedua tanganku, menggapai tetes-tetes air dari ujung jarinya. Aku segera membasuh harapan dengan air suci tadi. Kubelai dahinya dengan lembut, kupercikkan air itu ke sekujur tubuh harapan. Luka-luka di tubuh harapan menghilang, harapan kian membaik. Terobati oleh air ketulusan

Detik demi detik ketulusan menyembuhkan semuanya. Ketulusan mengobati segala luka. Aku diam sejenak melihat kedamaian ini. Melihat ketulusan mengobati semuanya.

Semuanya kembali seperti biasa, kembali seperti semula. Namun sejenak ada rasa yang berbeda disini. Aku merasa gundah, aku merasa ada sesuatu yang tidak seharusnya  ada disini..

Kulihat di sudut kiriku berdiri kekecewaan. Aku tahu dia tidak ada disana, dia memang harusnya tidak ada disana. Kudorong kekecewaan sekuat tenaga, kuhempaskan tubuhku untuk mengusirnya. Namun kekecewaan tidak bergerak sama sekali. Aku melirik kepada ketulusan meminta bantuan. Ketulusan menggelengkan kepala, ketulusan tak bisa mengusir kekecewaan. Ketulusan tetap duduk di tengah ruangan. selagi merangkul harapan. Aku tak bisa berbuat apa-apa, kekecewaan tetap tak bergerak, tetap berdiri diruangan ini..

Pada akhirnya hanya ada kekecewaan

P.S : :( 
Read More..

Mimpi dan Harapan


Hujan...
Bersanding dirimu dengan diriku..
Dingin..
Lembut jarimu menghangatkan jiwaku
Tatapanmu..
Sesungguhnya saat itu sekujur tubuhku membeku
Merasakan hangatnya pancaran bunga api di tatapanmu

Saat itu kulihat pancaran surga
Di matamu kulihat bahagia
Bahagia nan kekal
Diriku sejenak terpaku,
Nafasku terhenti
Saat itu diriku tahu bahwa umurku tidak lama lagi
Karena aku melihat pancaran surga terpancar di senyummu

Dirimu tertawa takjub,
Melihat jemariku tersungkur, lemah, tanpa daya
Di saat helaian untaian hujan mengaliri jemariku
Dingin...
Sayang...

Tahukah dirimu atas tawa ku itu?
Tawa kesedihan kah?
Tawa kebahagiaan kah?
Lihat di hatimu
Di sisi jantungmu
diresapan darahmu
Seketika kau akan tahu,
Desahan tawaku hanya untukmu

Kuresapi tiap kata yang kau lantunkan
Tiap senyuman yang kau taut kan
Penuh arti..
Tiap gelak tawamu memancarkan kebahagiaan
Kebahagiaan nan indah, lembut, dan empuk

Semuanya menjadi menyilaukan
Semuanya menjadi bercahaya
Senyuman..
Tiada lagi penderitaan
Tiada lagi kesedihan...Semuanya lenyap...
Detak jantungmu terasa lembut
Seiring aliran darahmu
Seiiring hembusan angin dan dinginnya alam
Apakah ini?
Sang takdir pun tersenyum lembut.
Saat itu juga diriku tahu
Dan indah...

Semua diam, sunyi, hanya rintik hujan di indahnya sisi gelap
Sisi gelap planet kehidupan yang bersahutan mengagungkan tuhan
Coba sejenak renungkan
Apakah ini yang disebut kebahagiaan?
Kebahagiaan bak madu?
Apakah ini yang disebut takdir?
Ketulusan hatilah yang bisa menjawab

Semuanya hanya mimpi
Semuanya berawal dari keyakinan hati
Keindahan, cita cita, tujuan, kasih sayang..
Mimpi yang menciptakan ironi,
Mimpi yang menciptakan kelembutan hati
Atau ketulusan hati?kejujuran hati?makna hidup ini?
Langkah demi langkah tercipta

Pilihan..
Yang membahagiakan atau menghancurkan
Alam tidak mengenal baik atau buruk
Alam tidak mengenal cinta atau benci
Alam hanya mengenal keteraturan atau kekacauan
Semuanya berawal dari mimpi

Mimpi, mimpi, dan mimpi
Suatu realita yang hanya manis bak gula
Tanpa ada keyakinan, kesungguhan dan ketulusan hati
Semuanya akan sia-sia

Berawal dari mimpi
Mimpi yang merasuk ke sanubari, menghantui setiap titik pikiran
Meresap ke dalam keyakinan
Dan pada akhirnya menyatu di setiap langkah kehidupan
Mimpi, sebuah anugrah, sebuah pertanda, atau sebuah tujuan
Pada akhirnya waktu yang akan menunjukkan
Takdir yang mengarahkan
Dan hati yang menjadi pedoman

Sesungguhnya mimpi hanyalah pengalaman bawah sadar
Pengalaman yang manusia tak tahu realitanya
Sebaik apapun mimpi, mimpi akan tetap menjadi mimpi yang tak berujung pada realita

Mimpi tiadalah nyata
Mimpi hanya rekayasa hati
Namun mimpi menjadi pengarah
Menjadi koridor
Menjadi jalan
Menjadi acuan dalam suatu pilihan
Mimpi tiadalah nyata,hanya sebatas bunga
Bunga yang memancarkan keindahan, rasa sayang.
Mimpi dan bunga, nyata dan realita
Banyak orang besar karena mimpi
Banyak orang lemah karena mimpi
Apakah itu yang disebut mimpi sebatas bunga yang indah?

Mimpi adalah petunjuk
Dasar keputusan
Dasar pilihan dalam setiap langkah
Keberhasilan atau kegagalan, ditentukan sang pemilik hati
Mimpi hanya pengarah
Hanya petunjuk
Senyuman sang takdir pun merekah
Ketika mimpi itu menjadi realita
Realita yang indah agar manusia tetap bersyukur
Realita yang lain agar manusia tetap belajar untuk bermimpi lebih baik

Sejenak nafasku terhenti
Bola mata cokelatmu merekah
Oh penguasa jiwa
Bangunkanlah setiap nafas dan darah dari sang jiwa
Sinarilah dirinya dengan desah tawa
Sampai akhirnya semuanya berubah..

-Jess-
Terkadang kita tidak boleh mengambil kesimpulan terlalu cepat, kita tidak boleh melihat hanya dari satu sudut pandang.. 
Kenalilah semua hal..sebelum kau mulai berbicara tentang hal ini
Teruntuk dirimu, kupersembahkan puisi ini, dengan segenap hati dan jiwaku..

Aku mulai melipat puisi ini, membenamkan jiwaku pada memori ini, tidak ada yang sempurna. 
Kulantukan doaku padamu, kuheningkan jiwaku demi harapanmu, harapan yang indah.. 
Harapan untuk dirimu, hanya untuk dirimu..
Walaupun hal ini sulit, walaupun susah untuk dilakukan..
Well, Semuanya berawal dari mimpi..

P.S: Teruntuk dirimu, kebahagianmu.. -hope-
Read More..