Friday, October 15, 2010

FISIKA (kesalahan siapa?)

Tik..tok..tik..tok.. Jarum jam pada jam tanganku menunjukkan bahwa waktu yang kumiliki tinggal 15 menit lagi.15 menit yang mungkin sangat berharga bagi beberapa orang,namun waktu yang slow motion bagi orang seperti ku. Kulihat Dinda dengan penuh semangatnya menyelesaikan permasalahan di hadapannya itu. Seraya menghela nafas panjang,tatapanku terpaku pada Yoga yang dengan leganya merapikan barang-barangnya -pertanda dia telah selesai-. Tidak ada yang kusesali dari semua ini,aku telah berusaha dengan segala kemampuanku.Segala kemampuan terbaikku untuk menjawab 7 soal essay termodinamika ini.Segala kemampuan tercurah untuk membedakan yang mana adiabatik,yang mana isobar,isoterm,dan hukum carnot.Mungkin inilah derita rakyat indonesia,mungkin hal ini tidak hanya terjadi padaku,namun berjuta-juta siswa SMA di luar sana juga merasakan perasaan ini ketika ujian.Fisika,apa salahku hingga kau begitu menjauhi ku..

Sedikit cerita diatas mungkin mewakili penderitaan siswa-siswi di Indonesia yang merasakan hal yang sama ketika berada di bangku SMA.Hal itu secara tidak langsung selalu turun menurun dari zaman ke zaman.Pikiran itu terlintas di benakku mengapa Fisika ini menjadi beban yang teramat sangat di SMA.Banyaknya ketidaklulusan di UN maupun SNMPTN sebagian adalah tanggung jawab fisika pada umumnya.Walaupun kita tau,seluruh kegiatan di dunia ini akan sangat indah apabila dilengkapi oleh fisika.

Salah satu temanku berkata,”segala sesuatu akan terpecahkan jika kau menguasai fisika”.

Sungguh pernyataan yang tragis,mengingat betapa sulitnya pelajaran itu dimata siswa-siswi SMA dan hal yg sulit itu juga menjadi pelengkap bagi kesejahteraan.Beberapa waktu yang lalu,aku sempat bertanya dengan teman-temanku yang baru saja pulang dari amerika,mereka bercerita bahwa di Negara-negara maju seperti Amerika,mereka bebas memilih “bidang” mereka sendiri,dan itu sangat-sangat lebih efektif dibandingkan apabila harus menyerap semua yang pemerintah inginkan.

Prof.Yohanes Surya,salah satu pakar fisika juga mengatakan,salah satu masalah dari susahnya meningkatkan tingkat penguasaan fisika di Indonesia,karena fisika adalah praktikum,tanpa praktikum itu semua sia-sia. Pernyataan ini sangatlah relevan dengan kasus-kasus ketidak-lulusan dan ketidak-mampuan siswa-siswi untuk melewati setiap ujian mengenai fisika. Kita bisalihat di SMA Indonesia,hanya sedikit sekali SMA yang benar-benar memiliki fasilitas Laboratorium yang layak (bagi standar internasional). Hal itu lah yang membuat siswa SMA kadang kala hanya mendapat “jatah” 1 kali per semester untuk praktikum.

Masalah-masalahh itu kembali lagi kepada kebijakan pemerintah,apakah pemerintah siap untuk membangun sarana dan infrastruktur di sekolah menengah atas dio Indonesia? Apakah pemerintah siap untuk mengalokasikan lebih dari 50% APBN untuk bidang pendidikan.Kita hanya bisa menanti apakah yang akan pemerintah lakukan,walaupun setiap kampanye selalu berkata akan meningkatkan mutu pendidikan,kita hanya dapat menunggu hal itu terwujud.

8 comments:

  1. setuju nn ak zik, haram nn dk pck fisika ni -,-

    ReplyDelete
  2. kata2 awalny keren.. :)

    fisika kesalahan siapa?? bisa dikatakan kesalahan yg membuatnya atau juga kesalahanny terletak pada diri kita sendiri. terkadang, kita telah menjadikan fisika itu sendiri sebagai hal yg sulit sebelum mencoba mempelajarinya. otomatis, kita gagal. karena hanya percaya bhwa fisika itu sulit *emng sulit sih* dan bukan mencoba u mempelajarinya dgn tekun dan yakin bahwa kita bisa menaklukannya!! semua berawal dari keyakinan! yakinlah bisa dan kau pasti bisa!! :D

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. wah keren kk.. emng nian fisika ni ck *****

    btw ngpo ad nama aku tuh di komen..

    ReplyDelete